Dahnil : Lihat Cawapres Nomor Urut 02, Dia Saja Rela Jual Saham Saratoga untuk Membantu APBN
Dahnil : Lihat Cawapres Nomor Urut 02, Dia Saja Rela Jual Saham Saratoga untuk Membantu APBN
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yakni Dahnil Anzar Simanjuntak menilai
bahwa pernyataan yang dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto
Kristiyanto merupakan prasangka buruk.
Melalui keterangan tertulisnya, Hasto menyebut bahwa pernyataan pers BPN Prabowo-Sandiaga mengenai kondisi ekonomi di Indonesia merupakan bentuk kampanye asal serang.
“Pernyataan Mas Hasto bernuansa prasangka buruk, apa yang kami sampaikan adalah fakta yang sudah terbentang, dan BPN tidak asal bicara, tetapi melalui diskusi dan riset bersama tim-tim ekonomi BPN maupun ahli-ahli ekonomi independen,” ujar Dahnil, Sabtu (6/10/2018) kemarin.
Dahnil menuturkan bahwa faktanya pada saat ini ekonomi masyarakat memang dalam kondisi yang sulit akibat kebijakan yang tidak tepat sasaran.
BPN Prabowo-Sandi pun menawarkan solusi dan bantuan agar ekonomi Indonesia kembali membaik.
“Selain itu pihaknya juga melakukan kerja nyata seperti yang di lakukan oleh calon wakil presiden Sandiaga Uno,” tambah Dahnil.
“BPN Prabowo-Sandi, melalui Cawapres nomor urut 02 yakni Sandi Salahuddin Uno bertindak nyata bahwa beliau rela menjual saham Saratoga yang kemudia dibelikan surat hutang negara untuk membnatu kesulitan keuangan atau pembiayaan yang sedang dialami APBN kita,” tuturnya.
“Setidaknya upaya ini dilakukan Bang Sandi untuk sedikit membantu agar surat utang negara tidak dibeli lebih banyak oleh investor asing, tetapi lebih banyak dibeli oleh investor lokal Indonesia,” kata Dahnil.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan sejumlah ahli ekonomi di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018) malam.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Fuaf Bawazier, memprediksi kondisi ekonomi Indonesia akan semakin memburuk.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah akan terus terjadi hingga 2019 dan mencapai kurs Rp 16.000 per dolar AS.
Dalam pertemuan tersebut disepakati beberapa solusi yang ditawarkan koalisi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk membenahi sektor perekonomian. PDI Perjuangan pun merespons pernyataan pers BPN Prabowo-Sandiaga.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan model itu merupakan bentuk dari kampanye asal serang.
“PDI Perjuangan mencermati model kampanye tim Prabowo-Sandi sebagai kampanye asal serang, tanpa konsepsi kebijakan,” ujar Hasto dalam siaran persnya, Sabtu (6/10/2018).
Bahkan, Hasto melihat tim Prabowo-Sandi lebih gembira apabila ekonomi Indonesia dalam kondisi terpuruk.
“Hampir setiap hari mereka menyampaikan hal negatif tentang Pak Jokowi. Mereka mengampanyekan rupiah melemah sebagai kebangkrutan ekonomi, harga bahan pokok naik, harga telur naik walaupun faktanya turun dan lain-lain,” ujar Hasto.
“Sepertinya, mereka lebih menikmati kalau rakyat, bangsa dan negara Indonesia sedang lagi kesusahan,” lanjut dia.
Hasto mengingatkan bahwa kampanye seharusnya berisi gagasan yang solutif. Berkampanye tanpa kebudayaan, tanpa etika dan tanpa gagasan yang membumi hanya membuahkan kegaduhan.
Hasto juga mengingatkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh menghadirkan wajah politik suram di tengah masyarakat.
“Peimimpin rakyat tidak boleh grasak-grusuk. Pemimpin yang terlalu tipis telinga dan mengambil tindakan tanpa pertimbangan matang hanya akan menghadirkan wajah suram dalam politik,” ujar Hasto.
“Sebaliknya, jika pemimpin selalu berada di tengah rakyat serta membuka seluruh panca inderanya atasa dasar mata hati yang bening, maka pemimpin itu akan selalu mendaoatkan tempat di hati rakyatnya,” lanjut dia.
Melalui keterangan tertulisnya, Hasto menyebut bahwa pernyataan pers BPN Prabowo-Sandiaga mengenai kondisi ekonomi di Indonesia merupakan bentuk kampanye asal serang.
“Pernyataan Mas Hasto bernuansa prasangka buruk, apa yang kami sampaikan adalah fakta yang sudah terbentang, dan BPN tidak asal bicara, tetapi melalui diskusi dan riset bersama tim-tim ekonomi BPN maupun ahli-ahli ekonomi independen,” ujar Dahnil, Sabtu (6/10/2018) kemarin.
Dahnil menuturkan bahwa faktanya pada saat ini ekonomi masyarakat memang dalam kondisi yang sulit akibat kebijakan yang tidak tepat sasaran.
BPN Prabowo-Sandi pun menawarkan solusi dan bantuan agar ekonomi Indonesia kembali membaik.
“Selain itu pihaknya juga melakukan kerja nyata seperti yang di lakukan oleh calon wakil presiden Sandiaga Uno,” tambah Dahnil.
“BPN Prabowo-Sandi, melalui Cawapres nomor urut 02 yakni Sandi Salahuddin Uno bertindak nyata bahwa beliau rela menjual saham Saratoga yang kemudia dibelikan surat hutang negara untuk membnatu kesulitan keuangan atau pembiayaan yang sedang dialami APBN kita,” tuturnya.
“Setidaknya upaya ini dilakukan Bang Sandi untuk sedikit membantu agar surat utang negara tidak dibeli lebih banyak oleh investor asing, tetapi lebih banyak dibeli oleh investor lokal Indonesia,” kata Dahnil.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan sejumlah ahli ekonomi di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2018) malam.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Fuaf Bawazier, memprediksi kondisi ekonomi Indonesia akan semakin memburuk.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah akan terus terjadi hingga 2019 dan mencapai kurs Rp 16.000 per dolar AS.
Dalam pertemuan tersebut disepakati beberapa solusi yang ditawarkan koalisi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk membenahi sektor perekonomian. PDI Perjuangan pun merespons pernyataan pers BPN Prabowo-Sandiaga.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan model itu merupakan bentuk dari kampanye asal serang.
“PDI Perjuangan mencermati model kampanye tim Prabowo-Sandi sebagai kampanye asal serang, tanpa konsepsi kebijakan,” ujar Hasto dalam siaran persnya, Sabtu (6/10/2018).
Bahkan, Hasto melihat tim Prabowo-Sandi lebih gembira apabila ekonomi Indonesia dalam kondisi terpuruk.
“Hampir setiap hari mereka menyampaikan hal negatif tentang Pak Jokowi. Mereka mengampanyekan rupiah melemah sebagai kebangkrutan ekonomi, harga bahan pokok naik, harga telur naik walaupun faktanya turun dan lain-lain,” ujar Hasto.
“Sepertinya, mereka lebih menikmati kalau rakyat, bangsa dan negara Indonesia sedang lagi kesusahan,” lanjut dia.
Hasto mengingatkan bahwa kampanye seharusnya berisi gagasan yang solutif. Berkampanye tanpa kebudayaan, tanpa etika dan tanpa gagasan yang membumi hanya membuahkan kegaduhan.
Hasto juga mengingatkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh menghadirkan wajah politik suram di tengah masyarakat.
“Peimimpin rakyat tidak boleh grasak-grusuk. Pemimpin yang terlalu tipis telinga dan mengambil tindakan tanpa pertimbangan matang hanya akan menghadirkan wajah suram dalam politik,” ujar Hasto.
“Sebaliknya, jika pemimpin selalu berada di tengah rakyat serta membuka seluruh panca inderanya atasa dasar mata hati yang bening, maka pemimpin itu akan selalu mendaoatkan tempat di hati rakyatnya,” lanjut dia.
Comments
Post a Comment